Selamat Datang di Yayasan Pendidikan Hamzanwadi

WhatsApp Icon 1




Hikmah Abadi dari Al-Baqarah: Pelajaran Berharga dari Bani Israil
11 Jul 2025
Hikmah Abadi dari Al-Baqarah: Pelajaran Berharga dari Bani Israil


Hikmah Abadi dari Al-Baqarah: Pelajaran Berharga dari Bani Israil

Dalam kajian tafsir Tuan Guru Bajang Dr. TGKH. M. Zainul Majdi yang diselenggarakan setiap selesai ibadah Jum'at di Islamic Center. TGB mengkaji memaparkan bahwa Surah Al-Baqarah ayat 63-66 menawarkan jendela ke dalam kisah Bani Israil, bukan sekadar sebagai catatan sejarah, melainkan sebagai cermin untuk umat Muslim modern. Melalui pemaparan TGB, kita diajak menyelami makna terdalam ayat-ayat ini dan menarik pelajaran yang relevan untuk kehidupan kita.


Lebih dari Sekadar Membaca: Pentingnya Tadabbur

Inti dari tafsir ini adalah seruan untuk tadabbur Al-Quran. TGB dengan tegas menyatakan bahwa memahami Kitab Suci melampaui sekadar membaca atau memahami arti harfiahnya. Tadabbur berarti merenungkan secara mendalam, menggali hikmah tersembunyi, dan mengaplikasikan petunjuknya dalam setiap aspek kehidupan. Ini adalah kunci untuk menjadikan Al-Quran bukan hanya teks suci, tetapi juga panduan praktis dalam "tadbir" atau pengelolaan hidup.


Perjanjian yang Terabaikan dan Gunung yang Menggantung

Kisah perjanjian Allah dengan Bani Israil dan pengangkatan Gunung Tur di atas mereka menjadi pengingat yang kuat akan kekuasaan ilahi. Peristiwa ini terjadi setelah mereka ragu untuk menerima Taurat tanpa bukti langsung dari Allah. Namun, meskipun telah menyaksikan mukjizat ini, sifat materialistis dan ketidakpatuhan Bani Israil seringkali menjerumuskan mereka pada serangkaian pelanggaran. Kecintaan mereka pada dunia dan ketakutan akan kematian membentuk pola perilaku yang berujung pada perintah-perintah yang semakin ketat dari Allah.


Peringatan bagi Kita: Jangan Jadi Keledai Pembawa Kitab

Salah satu analogi paling tajam yang disampaikan adalah perbandingan dengan keledai yang membawa kitab-kitab berharga namun tidak memahami isinya (Surah Al-Jumu'ah ayat 5). Ini adalah peringatan keras bagi siapa pun yang memiliki ilmu agama namun gagal mengamalkannya. Pengetahuan tanpa penerapan akan menjadi beban, bukan pencerahan.


Rahmat Allah dan Konsekuensi Pelanggaran

Tafsir ini juga menyoroti luasnya rahmat Allah. Dari seratus rahmat, hanya satu yang tersebar di dunia untuk menumbuhkan kasih sayang, sementara sembilan puluh sembilan sisanya tersimpan untuk akhirat. Ini menunjukkan betapa berharganya karunia ilahi. Namun, kisah pelanggaran Sabat oleh Bani Israil, di mana mereka mencoba mengakali larangan bekerja pada hari Sabtu untuk menangkap ikan, menunjukkan bagaimana keserakahan bisa membutakan hati dan pikiran. Konsekuensi dari pelanggaran ini—perintah untuk menjadi "kera yang hina"—menggambarkan kehinaan moral dan spiritual yang bisa terjadi ketika manusia berpaling dari perintah ilahi. Apakah ini transformasi fisik atau metaforis, pesannya jelas: pelanggaran membawa kehinaan.


Cermin untuk Umat Muslim: Belajar dari Masa Lalu

Akhirnya, TGB menekankan bahwa kisah Bani Israil dalam Al-Quran bukan sekadar cerita lama. Ini adalah pelajaran abadi bagi umat Muslim. Kita diajak untuk menghindari jebakan yang sama: jangan sampai kita terjebak dalam formalitas ibadah tanpa memahami substansinya. Yang terpenting adalah menerapkan ajaran Al-Quran dengan kerendahan hati, konsistensi, dan membangun hubungan sosial yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Dengan memahami kisah Bani Israil, kita diingatkan untuk senantiasa merenungi, mengamalkan, dan menjaga perjanjian kita dengan Allah, agar tidak terjerumus pada kesalahan yang sama dan menjadi umat yang senantiasa diberkahi.

sumber: video youtube ( https://youtu.be/a1pthS4iX9Y?si=BLtZ9vbPZAbDNonx )