Menggali Sifat Lima Puluh: Fondasi Tauhid dalam Ajaran Asy’ariyyah

Menggali Sifat Lima Puluh: Fondasi Tauhid dalam Ajaran Asy’ariyyah
Dalam dunia pendidikan Islam klasik, khususnya di pesantren, istilah “sifat lima puluh” sangat akrab di telinga. Ini bukan sekadar angka, melainkan susunan sistematis dari ajaran tauhid dalam tradisi Ahlus Sunnah wal Jama‘ah yang mengikuti manhaj Imam Abul Hasan al-Asy‘ari, atau yang lebih dikenal dengan mazhab Asy‘ariyyah.
Konsep ini telah menjadi pilar utama dalam memahami keesaan dan kesempurnaan sifat Allah, serta mengenal para rasul dengan benar. Lantas, apa saja yang termasuk dalam sifat lima puluh ini?
Apa Itu Sifat Lima Puluh?
Sifat lima puluh adalah kumpulan sifat yang wajib, mustahil, dan jaiz (boleh) bagi Allah dan Rasul-Nya. Jumlah ini terbagi sebagai berikut:
- 20 sifat wajib bagi Allah
- 20 sifat mustahil bagi Allah
- 1 sifat jaiz bagi Allah
- 4 sifat wajib bagi Rasul
- 4 sifat mustahil bagi Rasul
- 1 sifat jaiz bagi Rasul
Total: 50 sifat.
Sifat Wajib dan Mustahil bagi Allah
Sifat-sifat ini mencerminkan kesempurnaan dan keagungan Allah. Beberapa di antaranya:
- Wujud (Allah itu ada)
- Qidam (tidak bermula)
- Baqa’ (kekal)
- Mukhalafatu lil-hawadits (berbeda dengan makhluk)
- Qiyamuhu binafsih (tidak bergantung pada siapa pun)
Kebalikannya adalah sifat mustahil seperti: 'adam (tidak ada), huduts (baru), fana’ (binasa), dan sebagainya.
Sifat Jaiz bagi Allah
Allah boleh melakukan atau tidak melakukan sesuatu, tanpa ada yang memaksa. Ini disebut dengan fi’l al-jaiz.
Sifat Wajib dan Mustahil bagi Rasul
Rasul-rasul Allah memiliki empat sifat yang wajib:
- Shidq (jujur)
- Amanah (terpercaya)
- Tabligh (menyampaikan wahyu)
- Fathanah (cerdas)
Sifat mustahilnya adalah lawan dari sifat-sifat ini: dusta, khianat, menyembunyikan wahyu, dan bodoh.
Sifat Jaiz bagi Rasul
Rasul juga memiliki sifat-sifat kemanusiaan, seperti lapar, haus, sakit, dan tidur. Ini tidak menurunkan derajat kerasulan mereka, karena terjadi dalam batas kewajaran manusiawi.
Landasan Kitab-Kitab Klasik
Konsep ini banyak dibahas dalam kitab-kitab klasik yang menjadi rujukan utama dalam ilmu tauhid, seperti:
- Jauharat at-Tauhid – karya Ibrahim al-Laqqani
- Hasyiyah al-Bajuri – syarah atas Jauharat at-Tauhid
- Umm al-Barahin – karya Imam as-Sanusi
- Aqidatul Awam – karya Syaikh Ahmad al-Marzuqi
Kitab-kitab ini tidak hanya menyusun sifat-sifat tersebut, tetapi juga menjelaskan dalil rasional dan naqli (wahyu) untuk memperkuat pemahaman umat.
Penutup
Memahami sifat lima puluh bukan hanya sekadar hafalan pelajaran madrasah. Ia adalah fondasi akidah yang kokoh dalam mengenal siapa Tuhan yang disembah dan siapa utusan-Nya. Dalam dunia modern yang penuh tantangan pemikiran, pelestarian ajaran ini menjadi bagian penting dari menjaga jati diri umat Islam.